Orang-orang salaf di akhir Ramadhan hingga enam bulan berikutnya, mereka berdoa kepada Allah SWT agar segala amal ibadah yang telah mereka lakukan diterima Allah SWT. Kemudian sisanya, mereka berdoa agar dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan berikutnya.

Sebagian mereka bahkan tampak bersedih ketika ‘Idul Fitri. Ketika dikatakan kepada seorang di antara mereka, “Ini adalah hari kesenangan dan kegembiraan.”Ia menjawab, “Kamu benar, akan tetapi aku adalah seorang hamba yang diperintah oleh Tuhanku untuk beramal karena-Nya, dan aku tidak tahu apakah Dia mengabulkan amalku atau tidak”. Fadhalah bin ‘Ubaid berkata, “Sekiranya aku mengetahui bahwa amalku ada yang dikabulkan sekecil biji sawi, hal itu lebih aku sukai daripada dunia dan seisinya, karena Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Allah hanya menerima (mengabulkan) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maa’idah: 27).

Malik bin Dinar juga pernah berkata, “Takut akan tidak dikabulkannya amal adalah lebih berat dari amal itu sendiri.”Masya Allah.Mereka adalah orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam beramal, tapi setelah mengerjakannya mereka ditimpa kegelisahan apakah amal mereka dikabulkan atau tidak?.Bahkan khalifah Umar bin Abdul Aziz pada khutbah ‘Idul Fitrinya pernah berkata:“Wahai manusia! Sesungguhnya kalian telah berpuasa karena Allah SWT selama 30 hari, dan kalian shalat (tarawih) selama 30 hari pula, maka pada hari ini mintalah kepada Allah SWT agar dikabulkan amal kalian.

“‎Tanyakanlah kepada diri kita masing-masing, mengapa Allah memilih kita termasuk orang-orang yang berjumpa dengan Ramadhan tahun ini? Bisa saja Allah mewafatkan kita sebelum Ramadhan.Tak diragukan lagi karena Allah begitu sangat mencintai kita. Dia menginginkan kebaikan diri kita, Dia memberi kesempatan kepada kita untuk memperbaiki diri menjadi manusia yang lebih baik, Dia memberi kesempatan kepada kita untuk bertaubat kepada-Nya.Semoga ibadah puasa yang telah kita lakukan adalah puasa “khususnya khusus”, yaitu Puasanya orang yang ingin :

  1. Dijauhkan dari neraka,
  2. Mmendapatkan ridha Tuhannya,
  3. Mengalahkan derajat orang yang mati syahid,
  4. Berdekatan dengan orang tercinta, Muhammad SAW di dalam surga,
  5. Memuliakan tamu (Ramadhan) yang lama ditunggunya.

Dan bukan hanya puasa perut dan kemaluan saja. “Betapa banyak orang berpuasa, tapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya rasa lapar dan dahaga. Betapa banyak orang shalat malam, tapi tidak mendapatkan apa-apa dari shalatnya kecuali kepayahan dan keletihan”.”Rabb.. terimalah segala amal ibadah yang telah kami lakukan, dan maafkan segala dosa kami, karena sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat.””al-Wadaa` al-Wadaa` yaa Ramadhaan” | Selamat tinggal Ramadhan, selamat tinggal Ramadhan”

Dikutip langsung dari akun fb Ustadz Azharul Fuad Mahfudh

Leave a Comment