Inovasi Dakwah dan Syi’ar
Berdakwah tidak selalu mesti dalam kerangka kaku yang membuat dakwa tersebut menjadi membosankan. Sudah sering kita melihat pendekatan-pendekatan dakwah yang monoton membuat kita sendiri yang melakukan aktifitas keagamaan sering kehilangan tujuan dalam beragama. Kehilangan semangat yang dibwa dan mandat yang pikulkan pada pundak kehidupan kita sebagai pribadi dan perorangan. Dari rapat singkat dan diskusi berbelit, serta meninjau bagaimana lembaga-lembaga yang berkecimpung memberikan akses pada masyarakat semakin kesulitan menjembatani kebutuhan dan kepentingan lulusannya untuk mengakses zona kreatif yang menghasilkan. Tim cari ustadz mendorong dan menelurkan sebuah inovasi dakwah dengan pendekatan tutorial populer. Lalu pertanyaannya seperti apa invovasi tersebut, dan apa yang membuat kita sebagai masyarakat umum bisa tertarik dengan inovasi tersebut. Dari data kunjungan pada website cari ustadz diketahui bahwa, pengunjung portal didominasi oleh banyak kaum adam, lebih dari 61,5% didominasi oleh kaum adam. Ini tentu membuat tujuan dari platform cari ustadz menjadi tidak relevan. Dan lagi-lagi salah sasaran. Sehingga proses inovasi dan adaptasi dari penyampaian pesan platform mesti diperbaharui dan disesuaikan.
Startegi Adaptasi
Nah, sampailah kita pada paragraf yang akan membicarakan bagaimana dan seperti apa strategi adaptasi kita. Strategi konten dalam beberapa waktu kedepan akan lebih fokus pada tutorial berbasis kecantikan dan fashion. Arena yang memang sangat jarang digarap oleh banyak platform dakwah. Sehingga kami ingin mengisi kekosongan dakwah atau syiar yang menggunakan pendekatan inovasi kecantikan dan fashion sebagai landing page yang akan banyak difokuskan pada saluran Youtube dan Instagram. Selain itu jangan khawatir, saluran seperti Website akan tetap menjadi sumber referensi bacaan dalam konteks pengetahuan dan informasi-informasi telaah keagamaan dan tentu dengan tanpa mengabaikan informasi sektor kecantikan dan fashion yang akan banyak dikaji melalui anasir-anasir keagamaan. Pada awal-awal mungkin agak membingungkan, dan sedikit terlihat memaksakan. Tapi kami sadar betul, dengan model dan metode seperti ini, kami berharap bisa mendorong pembaca dan pembuat konten muslimah untuk lebih bisa berperan aktif dalam memberikan kontribusi serta pengetahuan pada aspek serta arena yang masih dalam perdebatan ini. Memberikan tafsir dan kesadaran akan peran penting dari laki-laki dan perempuan, dalam kesetaraan pada akses media dakwah dan syiar. So guys, dari versi manjemen penting membunyikan ini dan kami berharap bisa memberikan secercah harapan terhadap calon calon dai dan para penyiar Islam yang secara intens di reproduksi oleh lembaga pendidikan mendapatkan sedikit harapan terhadap masa depan mereka.