Cinta Timbal Balik Antara Hamba Dan Allah.

Mungkin pernah terpikir, karena begitu agungnya Allah dan hinanya diri kita, bahwa tak Mungkin bagi Allah untuk mencintai kita yang papa ini. Tetapi Surat Ali ‘Imran ayat 31, dengan cukup mengagetkan, menyatakan sebaliknya. Bahwa cinta timbal balik itu adalah sebuah kemungkinan. Dengarlah ini:

قل ان كنتم تحبون الله فا تبعوني يحببكم الله

“Katakanlah jika engkau mencintai Allah, ikuti aku (yakni Rasulullah), niscaya Allah akan mencintaimu.”

Konsep cinta timbal balik antara hamba dan Tuhannya ini telah dijadikan salah satu konsep utama para sufi dan digunakan sebagai dasar dalam menjalin hubungan yang erat mereka dengan Tuhan, seperti tercermin dalam salah satu puisi Rabi’ah yang terkenal. “Kalau aku Menyembah-Mu karena takut neraka, masukkan aku ke dalamnya.. kalau aku menyembah-Mu karena mengharap surga, maka singkirkan aku dari sana. Tapi kalau aku
Menyembahmu semata karena (kecintaanku pada) Mu, janganlah enggan untuk memperlihatkan wajah-Mu. Semata karena sifat kasih sayang yang besar pada manusia, maka manusia yang mengikuti perantah-Nya dan rasul-Nya akan mendapat karunia besar yaitu balasan cinta-Nya. Kenyataan ini diperkuat oleh ayat lainnya yang mengatakan akan datang suatu kaum yang Allah cintai dan yang mencintai Allah. (Surat 5: 54). Maka perteballah cinta kita pada Allah, insya Allah Ia akan semakin kasih dan cinta pada kita dan janganlah putus asa atas kasih sayang (rahmat)-Nya. Allahu a’lam. Semoga manfaat!

Berita Ghaib Masa Lalu: Bukti Kebenaran Wahyu

Ali Imron 44, menceriterakan kepada Nabi kita ceritera lama, mengenai apa yang terjadi pada Yahya dan Siti Maryam yang tak mungkin dapat diketahui oleh Nabi Muhammad Saw. yang hidup 571 tahun kemudian, tanpa intervensi Allah. Ayat itu berbunyi:

ذالك من انباء الغيب نوحيه اليك وما كنت لديهم اذ يلقون أقلامهم ايهم يكفل مريم وما كنت لديهم اذ يختصمون

Artinya: “Itulah berita ghaib yang Kami singkapkan kepadamu (ya Muhammad) padahal kamu tidak bersama mereka menuliskan tentang siapa yang bertanggung jawab atas Maryam, begitu pula kau tidak ada di sana ketika mereka berselisih.” Kalau kita perhatikan bahwa Nabi adalah seorang Ummi yang tidak membaca buku, ditambah lagi jarak yang memisahkan antara perustiwa itu dan kehidupan Nabi yang terpaut masa 6 abad, dan juga bahwa itu merupakan kisa yang besifat tertutup dan hanya diketahui secara intern oleh keluarga itu saja, maka tanpa bocoran dari Pemilik alam kepada siapa tak ada yang tersembunyi di langit dan di bumi suatu apapun, tak ada jalan bagi Nabi kita Muhammad untuk dapat mengetahuinya. Ini, di samping berita-berita ghaib lainnya, bagi saya merupakan salah satu bukti yang terang tentang kebenaran wahyu ilahi, dan kelirunya klaim sebagian sarjana atau orientalis yang menganggap bahwa al-Qur’an adalah ciptaan Nabi Muhammad. Fakta ini tentunya akan membuat hati semakin mantap atas kebenaran dari al-Qur’an. Allahu a’lam bishshawab. Moga bermanfaat!

Dikutip langsund dari akun FB Ustadz Mulyadhi Kartanegara

Leave a Comment