Jangan tergesa-gesa membenarkan berita, tetapi hendaklah menyelidiki kebenarannya, apalagi bila berita itu disampaikan oleh yg dikenal tidak bertanggung jawab. (Lihat QS. Al-Hujaraat/49: 6) Jangan sampaikan yang dangkal kepada ilmuan, mereka akan membencimu. Jangan pula yang amat dalam kepada awam, mereka akan mendustakanmu. Jangan menghalangi informasi bagi yang butuh, anda akan berdosa, tetapi jangan menyampaikannya kepada yang tidak paham agar anda tidak menganiaya. Ada hak dan kewajiban menyangkut apa yang anda tahu, demikian pula menyangkut apa yang anda miliki. Kebenaran memang harus disampaikan “walaupun itu pahit”, tetapi tidak semua kebenaran harus segera anda sampaikan. Boleh jadi ada yang harus anda tangguhkan, apalagi jika menimbulkan mudharat yang lebih besar. Lihatlah terlebih dahulu siapa sasarannya, dan pelajari juga apakah informasi anda itu dapat mereka cerna atau tidak. Dan jika semua telah berada pada keadaan yang positif, pelajari lagi, adakah manfaatnya? Umar bin Khatthab ra pernah melihat Abu Hurairah berjalan tergesa-gesa. Umar bertanya kepadanya:.
“Mau kemanakah engkau, wahai Abu Hurairah?”
“Aku akan ke pasar, menyebarluaskan informasi yang kudengar dari Rasulullah SAW bahwa siapa yang mengakui keesaan Tuhan akan masuk surga” Umar pun menarik Abu Hurairah menemui Rasulullah SAW guna menguji kebenaran informasinya, dan Rasulullah SAW membenarkan.  “Akan tetapi, jangan sampai orang hanya mengandalkan itu, wahai Nabi. Oleh karena ini bahaya. Sebaiknya informasi ini tidak disampaikan kecuali kepada mereka yang mengerti maksudnya”, ujar Umar ra, dan Nabi SAW pun setuju. Apakah ini merupakan ketertutupan atau itu tanggung jawab? Apapun namanya, yang pasti, informasi yang diharapkan bukan hanya yang benar, melainkan juga yang tepat sasaran.

(dikutip dari halaman Azharul Fuad Mahfudh)

Leave a Comment